Sebelum Senja
Waktu yang selalu kunanti
Selalu kucoba terlihat rapi
Kugosok gigi, minyak – an wangi
Dan pasti sebelumnya mandi
Sebelum Senja
Waktu yang selalu kunanti
Kulangkahkan kaki, penuh energi, percaya diri
Menenteng Kitab Suci, ceritanya mengaji
Walau kadang kecewa sang guru tak menghadiri
Namun cukup aku saja yang tahu, niat apa sebenarnya di hati
Sebelum Senja
Waktu yang selalu kunanti
Duduk depan sendiri
Tanpa malu, siapa peduli
Harap – harap cemas mulai menjangkiti
Sembari bergumam
“Semoga datanglah pujaan hatiku, YaRabbi”
Sebelum Senja
Waktu yang selalu kunanti
Pandang – pandang kucuri
Tentu dengan gaya maknai, tiba – tiba
Denyut jantung menjadi – jadi
Urat urat mengunci
Sebelum Senja
Waktu yang selalu kunanti
Dengan senyum tak aasing lagi
Dialah pujaan, belahan hati
Menghipnotis, menghentikan detak nadi
Kau memang yang tercantik hari ini
Sebelum Senja
Ini bukan puisi
Ini hanya kalimat basi
Yang kucoba ungkap dari hati yang teracuni
Dengan satu emosi aku terobsesi
Berharap engkau mengerti
Mampu menjaga hati
Bersabar demi mimpi
Tahukah, tak mampu tanpa melihatmu barang sehari
Meski jauh sekali
Sebelum Senja
Sebait kalimat mimpi
Karena pertemuan tak kunjung terealisasi
Duh Gusti, betapa berat aku merinduimu
Sang kinasih belahan hati
Tanpa bosan kumenanti
Kucoba terlihat rapi
Kugosok gigi, minyak – an wangi
Dan pasti sebelumnya mandi
Sembari menanti
Sebelum Senja
Setiap hari
Ini
HeroeS.Doc
Posting Komentar